Garudaposnews.id, Medan – Metode pembelajaran anak usia sekolah oleh pemerintah terus dikembangkan dan dievaluasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak didik. Pola kurikulum bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 28C ayat 1 dan Pasal 31 ayat 1 agar dunia pendidikan mempunyai pola.
Berkenaan dengan kegiatan proses belajar mengajar yang berbasis Kurikulum Merdeka, metode ajar dan belajar saat ini memberikan keleluasaan kepada peserta didik dan pendidik untuk lebih mengembangkan potensi dan minat belajar lewat pengamatan pada lingkungan sekitar, maka pada Rabu, (12/2/2025) SDN 101777 Saentis berkesempatan mengunjungi Museum Perjuangan TNI yang berlokasi di Jl. KH. Zainul Arifin No. 8 Medan.
Kehadiran anak didik sekolah dasar yang berjumlah 85 siswa tersebut terdiri dari kelas 3, 4 5 dan 6 dengan guru pendamping sebanyak 8 orang dan kepala sekolah sesaat menjadikan ruangan museum menjadi ramai.

Kunjungan siswa diterima langsung oleh Letda (Inf) Zamhuri Daulay selaku Kepala Museum Perjuangan TNI, seorang prajurit sejati yang memulai karir dari Tamtama berpangkat Prajurit Dua, hingga menjadi seorang Perwira Pertama. Prajurit yang digembleng dengan disiplin, sikap awas waspada, gesit dan cekatan tingkat tinggi. Betapa prestisiusnya Baret Merah Kopassus yang pernah dikenakan beliau, berikutnya menjadi Tim Anti Teror yang merupakan prajurit-prajurit Kopassus pilihan meliputi sisi ketahanan fisik, mental dan kecerdasan intelijensia di atas rata-rata hingga menjadi anggota Paspampres untuk 3 zaman presiden era Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo pun pernah dijalani Letda Zamhuri Daulay hingga membawanya ke 8 negara untuk mengawal orang nomor satu di Indonesia.
Kini menjelang masa purna, kembali ke masyarakat sipil beliau begitu hangat dalam memberikan penjelasan kepada para siswa “kita harus menyesuaikan diri dan bersosialisasi menjelang masa purna tugas selama 30 tahun di militer untuk kembali ke masyarakat” ungkap pak Zamhuri kepada awak media.
Harapan agar anaknya menjadi seseorang yang membuat catatan sejarah terbaik untuk diri, keluarga, bangsa dan negara juga disampaikan oleh orang tua siswa Yeni (32 th), “Anak-anak jadi mengerti dan belajar sejarah perjuangan bangsa kita secara langsung, yang selama ini cuma dapat dari buku di sekolah, jadi anak-anak memiliki semangat untuk belajar” komentar orang tua siswa kelas 3 yang ikut dalam rombongan.

Disebagian yang lain, saat disambangi anak-anak kompak menjawab “kami ingin menjadi tentara pak”. Sosok Pak Zamhuri, Ibu Yeni dan ibu Ponisih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 101777 Saentis adalah bagian dari anak bangsa yang ingin generasi berikutnya menorehkan sejarah terbaik untuk dirinya, keluarga,. masyarakat, bangsa dan negara.
“Kurikulum Merdeka akan menimbulkan semangat buat anak-anak dan memotivasi mereka untuk sebuah cita-cita yang mereka impikan agar menjadi seseorang, seseorang yang berguna bagi nusa dan bangsa” ungkap ibu kepala sekolah di penghujung kegiatan saat akan turun dari lantai dua Museum Perjuangan TNI. (BS)